Welcome to students from Kuwait

---

Jumat, 12 Desember 2008

Proses Keperawatan

Konsep proses keperawatan diperkenalkan pada tahun 1950-an, tetapi konsep tersebut telah digunakan selama bertahun-tahun untuk mengembangkan proses pemerimaan menyeluruh sebagai bagian dari integral dari asuhan keperawatan. Konsep ini disadur dari pendekatan ilmiah terhadap pemecahan masalah dan memerlukan keterampilan (1) pengkajian (pengumpulan data secara sistematik yang berhubungan dengan klien dan masalahnya), (2) identifikasi masalah (analisis/interpretasi data), (3) perencanaan (penetapan tujuan dan solusi pilihan), (4) implementasi (pengaplikasian rencana ke dalam tindakan), dan evaluasi (pengkajian keefektifan rencana dan perubahan rencana sebagaimana diindikasikan oleh kebutuhan klien saat ini).
Proses keperawatan saat ini tercakup dalam kerangka konsep dari kurikulum keperawatan dan diterima secara legal dalam definisi keperawatan pada kebanyakan praktik tindakan perawat. Proses keperawatan juga merupakan dasar dari Standar Praktik Keperawatan Klinis Kesehatan Mental-Psikiatrik.
Untuk menggunakan proses ini, perawat harus dapat menunjukkan kemampuan dasar pengetahuan, intelegensi, serta kreativitas, dan juga keahlian dalam keterampilan interpersonal dan teknis. Beberapa asumsi kritis yang perlu dipertimbangkan oleh perawat dalam proses pengambilan keputusan, ialah :
 Klien adalah manusia yang memiliki harga diri dan martabat.
 Individu memiliki kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Apabila tidak terpenuhi, muncul masalah yang memerlukan intervensi dari orang lain hingga individu dapat mulai lagi bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
 Klien memiliki hak untuk jaminan kesehatan dan memperoleh asuhan keperawatan dengan perhatian, cinta kasih, dan kompetensi, yang berfokus pada kesehatan, pencegahan, dan pemulihan.
 Hubungan terapeutik antara perawat-klien adalah suatu elemen yang kritis dalam proses ini.



DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah suatu pertimbangan klinis tentang respon individu, keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar bagi pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat perawat.
Diagnosa keperawatan, yang menggambarkan suatu kerangka kerja untuk menggunakan proses keperawatan, merupakan hal terpenting dari suatu rencana perawatan, yang memusatkan perhatian pada kebutuhan/respon klien (pengidentifikasian masalah, intervensi keperawatan, dan alat evaluasi) dan dibuat sebagai penentu utama gaya asuhan keperawatan yang akan diberikan.
Diagnosa yang akurat suatu masalah klien yang menggunakan proses berpikir kritis dapat menjadi suatu standar untuk praktik keperawatan yang dapat dimengerti oleh semua orang yang menggunakan rencana perawatan tersebut, yang selanjutnya dapat menyebabkan perbaikan pemberian perawatan.
Diagnosa keperawatan ialah penyajian data klien yang setepat-tepatnya. Diagnosa menggambarkan situasi klien saat ini dan juga menggambarkan perubahan yang terjadi. Penting untuk mencari, menggabungkan, dan menyintesis semua data yang relevan dan membuat pernyataan yang berarti untuk memberikan petunjuk yang tepat dalam asuhan keperawatan.
Sifat afektif dari diagnosis keperawatan dapat membentuk respon yang diharapkan dari klien dan mempengaruhi perilaku perawtan terhadap klien. Pengidentifikasian yang akurat tehadap masalah klien (mis. Ketidakefektifan Penatalaksanaan Program Terapeutik : Individual yang berhubungan dengan efek samping pengobatan) dapat dipahami oleh semua orang yang menggunakan rencana perawatan tersebut sehingga dapat meningkatkan pemberian perawatan.
Diagnosa keperawatan memberi bahasa yang umum untuk mengidentifikasi masalah klien, intervensi keperawatan, dan evaluasi serta alat pendokumentasian. Pemakaian bahasa yang umum penting dilakukan karena bahasa tersebut dapat memudahkan komunikasi antara perawat, tim, unit serta lingkungan perawatan yang lain dan juga antara profesional perawtan kesehatan.


KOMPONEN RENCANA KEPERAWATAN

Pengkajian
Elemen penting untuk pembuatan rencana asuhan keperawatan yang efektif relevansinya teridentifikasi pada pengkajian klien. Oleh karena itu, pembuatan rencana dimulai dengan pengumpulan data (pengkajian). Menurut Standards of Clinical Nursing Practice (ANA, 1991), pengkajian klien mencakup area fisik, psikologis, sosiokulutral,spiritual, kognitif, kemampuan fungsional, perkembangan, ekonomi, dan gaya hidup. Pengkajian ini digabungkan dengan hasil temuan medis dan studi diagnostik, yang didokumentasikan pada data dasar klien
Dasar data pengkajian terdiri dari informasi subjektif dan objektif yang meliputi berbagai masalah keperawatan yang diuraikan dalam daftar diagnosis keperawatan terbaru yang dikembangkan oleh NANDA. Data subjektif dilaporkan oleh klien dan/atau orang terdekat. Informasi ini meliputi setiap persepsi individu yang ingin disampaikan. Penting untuk menerima apa yang dilaporkan karena klien ataupun orang terdekat adalah “ahli” dalam hal ini. Bagaimanapun, kebutuhan perawat untuk mencatat setiap keganjilan atau ketidaksesuaian yang dapat mengidentifikasi adanya faktor lain seperti kurang pengetahuan, mitos, salah paham, atau takut.
Data objektif ialah data yang diobservasi (secara kualitatif dan kuantitatif) dan dapat dibuktikan oleh orang lain (keluarga, jaringan kerja sosial, pemberi perawatan kesehatan lainnya/rekam medis, dan lembaga masyarakat), dan juga didapatkan dari pemeriksaan fisik dan pengkajian diagnostik, mencakup instrumen yang distandardisasi seperti Minnesota Multiphasic Personality Inventory dan uji intelegensi. Analisis (menggunakan proses pemikiran kritis) data subjektif dan objektif akan menuntun pada pengidentifikasian masalah dan area masalah atau kebutuhan.

Identifikasi/Analisis Masalah
Langkah kedua meliputi pemeriksaan temuan pengkajian, pengelompokkan temuan dan membandingkan temuan dengan parameter normal yang ditetapkan. Pedoman selanjutnya untuk diagnosa keperawatan yang akurat adalah identifikasi masalah yang memusatkan perhatian pada fisik, psikologis, atau respon perilaku saat ini atau risiko tinggi, yang berhubungan dengan kualitas hidup yang diharapkan klien atau pada hal-hal yang ditetapkan untuknya.
Diagnosa keperawatan dapat berubah sesuai dengan perkembangan klien, hai ini disebabkan oleh adanya tahapan penyakit yang bervariasi atau pemecahan masalah yang tidak adaptif. Dari informasi tertentu yang diperoleh dari pengkajian dasar data klien, faktor yang berhubungan, dapat dirumuskan tanda dan gejala yang dapat diidentifikasi dan pernyataan yang bersifat individulis tentang masalah/kebutuhan klien (diagnosa). Sebagai contoh, seorang klien mungkin melaporkan rasa takutnya terhadap kegemukan dan keluarga berulang kali memperhatikan kebiasaan makan/perubahan dalam berat badan, yang membawa pada suatu pilihan diagnosa keperawatan berikut ini : Citra Tubuh, gangguan yang beruhubungan dengan ketakutan yang tidak wajar yang dibuktikan oleh perasaan negatif tentang tubuh/pandangan terhadap diri sendiri lebih gemuk daripada berat badan normal.

Perencanaan
Dalam membantu pemilihan intervensi untuk memberi petunjuk terhadap pemberian asuhan keperawatan maka tujuan yang ditetapkan dan pernyataan hasil dirumuskan. Hasil yang diharapkan berasal dari pernyataan diagnostik dan didefinisikan sebagai hasil dari intervensi keperawatan dan respon klien yang dapat dicapai, yang diharapkan oleh klien dan/atau pemberi perawatan, dapat dicapai dalam waktu yang ditetapkan sebelumnya, yang menggambarkan keadaan dan sumber-sumber saat ini.
Istilah yang digunakan perlu diringkas, realistik, dapat diukur, dan dinyatakan dalam kata-kata yang dapat dimengerti oleh klien. Awali pernyataan dengan kata kerja tindakan yang memberikan petunjuk yang dapat diukur (mis. Klien akan : menyebutkan peningkatan rasa harga diri dalam 4 laki kunjungan). Perawat psikiatri sering kali bekerja sebagai anggota dari suatu tim multidisiplin, yang sangat terkoordinasi dan sering kali perencanaan interdependen didasarkan pada peran yang berbeda dan terpisah dari setiap anggota tim. Pada keadaan ini, penting untuk tidak mempertentangkan tujuan dari tiap-tiap disiplin. Pada saat hasil telah ditulis dengan tepat, maka hasil tersebut memberikan pedoman dalam pemilihan dan pengesahan intervensi yang dipilih. Selain itu, perawat harus merencanakan dengan klien/orang terdekat klien secara tepat karena semuanya bertanggung jawab utnuk perawatan tersebut dan untuk mencapai hasil yang diharapkan.

Tidak ada komentar: